Dibombardir Terus Menerus, Israel Bantai 688 Keluarga Palestina di Jalur Gaza, Hilang dari Catatan Sipil

Kantor media pemerintah di Jalur Gaza, pada Rabu (25/10/2023), mengumumkan bahwa sebanyak 6.546 penduduk Palestina telah meninggal dunia akibat serangan brutal Israel, termasuk di antaranya 2.704 anak-anak, 1.584 perempuan, serta 364 lansia.

BY 4adminEdited Sat,28 Oct 2023,04:32 AM

Gaza, SPNA - Kantor media pemerintah di Jalur Gaza, pada Rabu (25/10/2023), mengumumkan bahwa sebanyak 6.546 penduduk Palestina telah meninggal dunia akibat serangan brutal Israel, termasuk di antaranya 2.704 anak-anak, 1.584 perempuan, serta 364 lansia.

Sementara itu sekitar 1.600 orang lainnya hilang di bawah reruntuhan, termasuk di antaranya 900 anak-anak. Sebanyak 17,439 penduduk Palestina mengalami luka-luka. Israel juga membantai 688 keluarga Palestina, yang membuat nama mereka hilang dari catatan sipil Palestina.

“Otoritas pendudukan Israel melakukan lebih dari 688 pembantaian terhadap keluarga Palestina, di mana sekitar 4.807 penduduk meninggal dunia sejak dimulainya agresi Nazi Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober,” kata Kantor media pemerintah di Jalur Gaza.

Kantor media pemerintah di Jalur Gaza menyebut bahwa Israel telah menyebarkan kebohongan dengan menyebut sejumlah bahan bakar yang berada di tangki penyeberangan Rafah untuk kebutuhan listrik.

“Kami tegaskan bahwa bahan bakar tersebut tidak dapat diambil atau dimanfaatkan, karena lokasi tersebut terkena pemboman oleh Israel, yang mengancam akan menargetkan truk mana pun yang menuju ke sana,” kata Kantor media pemerintah di Jalur Gaza.

Kepala kantor media pemerintah di Jalur Gaza, Salama Maarouf, menyatakan bahwa lebih dari 183.000 unit rumah rusak akibat agresi yang masih terus berlangsung. Jumlah ini merupakan 50 persen jumlah unit rumah yang ada di Jalur Gaza. Ia menyebutkan bahwa lebih 28.500 unit rumah hancur total atau rusak parah yang tidak dapat dihuni lagi.

Salama Maarouf mengecam cara sejumlah media Barat dalam memberitakan agresi yang dilakukan Israel, yang dengan sengaja mendukung narasi pembantaian Israel melawan korban jiwa yang mayoritasnya merupakan anak-anak, Perempuan, orang tua, dan penduduk sipil di Jalur Gaza.

Salama Maarouf menyatakan militer pendudukan Israel menetapkan tujuan dalam agresinya di Jalur Gaza untuk meningkatkan jatuhnya korban jiwa, dengan menargetkan gedung sipil, pasar, toko, toko roti, dan pusat-pusat penampungan pengungsi.

Salama Maarouf menegaskan seruan pentingnya membuka penyeberangan Rafah secara permanen, untuk membawa bantuan dan kebutuhan kemanusiaan, terutama bahan bakar, obat-obatan, makanan, dan bantuan lainnya bagi penduduk sipil.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir