WHO Kutuk Kejahatan Israel dan Sebut Rumah Sakit Al-Shifa Gedung Penuh Mayat

Berdasarkan laporan WHO, hanya 10 rumah sakit yang masih mampu beroperasi dan itu pun hanya beroperasi sebagian, dari 36 rumah sakit utama di Jalur Gaza.

BY 4adminEdited Mon,08 Apr 2024,02:36 AM

Gaza, SPNA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada hari Sabtu (06/04/2024), mengutuk kehancuran cukup parah dan mengerikan yang terjadi pada rumah sakit terbesar di Jalur Gaza akibat pengepungan dan serangan Israel baru-baru ini. 

Tim WHO baru dapat memasuki Rumah Sakit Al-Shifa pada hari Jumat (05/04), setelah beberapa upaya gagal sejak 25 Maret. WHO menyebut bahwa rumah sakit tersebut telah menjadi bangunan kosong hancur yang dipenuhi mayat penduduk Palestina korban kejahatan Israel.

“WHO dan mitranya mampu menjangkau (kompleks rumah sakit) Al-Shifa yang pernah menjadi tulang punggung sistem kesehatan di Gaza dan sekarang berubah menjadi gedung kosong yang dipenuhi kuburan manusia setelah pengepungan terakhir (Israel)," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di platform “X”.

Tedros Adhanom mengatakan bahwa tim WHO melihat setidaknya lima mayat yang masih belum dikebumikan selama misi ke Rumah Sakit Al-Shifa. Ia menambahkan bahwa anggota tim juga memperhatikan bahwa “sebagian besar bangunan kompleks rumah sakit mengalami kerusakan parah dan sebagian besar aset rusak atau hancur total. 

“Bahkan untuk memulihkan operasional minimum dalam jangka pendek tampaknya tidak mungkin dilakukan. Harus ada evaluasi mendalam oleh tim insinyur untuk menentukan apakah bangunan yang tersisa aman untuk digunakan ke depannya" Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Tedros Adhanom menyesali ketidakmampuan upaya WHO dan organisasi bantuan lainnya untuk melanjutkan layanan dasar di Rumah Sakit Al-Shifa setelah serangan Israel. Ia menyebut bahwa penduduk Palestina di Jalur Gaza kembali kehilangan akses terhadap kehidupan dan layanan kesehatan.

Berdasarkan laporan WHO, hanya 10 rumah sakit yang masih mampu beroperasi dan itu pun hanya beroperasi sebagian, dari 36 rumah sakit utama di Jalur Gaza.

Tentara Israel mundur dari Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada hari Senin (01/04), setelah operasi militer selama dua minggu. Ini adalah serangan Israel ke sekian kalinya ke Al-Shifa, dengan tuduhan bahwa rumah sakit tersebut digunakan oleh kelompok perlawanan Palestina untuk melancarkan operasi. Hal tidak pernah bisa dibuktikan sama sekali. 

Sejak tanggal 7 Oktober hingga saat ini, dengan dukungan Amerika dan Eropa, tentara Israel masih terus melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan juga melakukan serangan di berbagai kawasan di Tepi Barat. Pesawat tempur Israel mengebom kawasan di sekitar rumah sakit, gedung, apartemen, dan rumah penduduk sipil Palestina. Israel juga mencegah dan memblokade masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada Sabtu (06/04), mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa akibat pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 33.137 orang dan 75.815  lainnya mengalami luka-luka, di mana mayoritas korban korban jiwa pemboman Israel adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, berdasarkan laporan pihak berwenang Jalur Gaza dan organisasi internasional, lebih dari 85 persen atau sekitar 2 juta penduduk Palestina di Jalur Gaza terpaksa harus mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal dan penghidupan akibat pemboman Israel.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir

Palestina Kutuk Kejahatan Pemukim dan Anggapnya Kejahatan Perang

Kementerian Luar Negeri, mengatakan bahwa pelanggaran dan kejahatan Israel yang terus meningkat di wilayah pendudukan Palestina merupakan bentuk terorisme negara yang terorganisir, di mana pasukan pendudukan dan pemukim Israel saling mendukung dalam melecehkan dan mengintimidasi penduduk Palestina.