Sejak 7 Oktober 2023, pasukan Israel telah melancarkan serangan udara dan artileri di berbagai wilayah di Jalur Gaza, dari utara hingga selatan, dengan target area permukiman, masjid, sekolah, dan tenda yang menampung pengungsi, dengan dalih menargetkan pejuang Palestina, yang menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa, di mana sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.
UNRWA juga melaporkan bahwa serangan udara Israel menyebabkan tenda-tenda pengungsi terbakar ketika mereka sedang tertidur, membuat mereka mengalami malam yang penuh teror. Sejumlah korban jiwa terbakar dalam keadaan hidup-hidup, dengan mengerikan.
Israel telah membombardir beberapa daerah di Gaza saat melakukan serangan militer besar-besaran di Gaza utara selama 10 hari terakhir, terutama ke kamp pengungsi Jabalia.
Para demonstran, termasuk sekitar 250 mahasiswa kedokteran Palestina yang tinggal di Kuba, membawa spanduk besar bertuliskan, “Hidup Palestina yang merdeka”, sementara presiden dan sekutunya mengenakan syal keffiyeh tradisional.
"Peluncuran lebih dari 180 rudal balistik Iran pada tanggal 1 Oktober terhadap Israel merupakan eskalasi berbahaya yang meningkatkan risiko perang regional yang lebih luas," kata Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dalam sebuah pernyataan.
Serangan udara Israel menghantam tenda pengungsi di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, Gaza, menewaskan 4 orang dan melukai lebih dari 70 lainnya. Israel mengklaim menargetkan "pusat komando Hamas" tanpa bukti. Serangan ini adalah yang ketujuh terhadap rumah sakit tersebut tahun ini. Israel juga menyerang sekolah pengungsi di Nuseirat, menewaskan 22 orang. Meski PBB menyerukan gencatan senjata, serangan brutal Israel terus berlanjut di Gaza.
“Kami benar-benar menjalani saat-saat terakhir kami, Ya Allah, berikan kami akhir yang baik,” kata utusan Palestina untuk Prancis, Hala Abou-Hassira. Ia juga menulis di X untuk mengingatkan dunia tentang genosida yang sedang berlangsung di Jabalia.
WFP telah membagikan sisa persediaan makanan terakhir di utara kepada mitra dan dapur yang menampung keluarga-keluarga Palestina yang baru mengungsi, tetapi persediaan ini hanya cukup untuk dua minggu. Banyak lokasi yang terpaksa tutup, dan lainnya berisiko ditutup jika konflik berlanjut dengan skala seperti ini.
Kondisi Kamp Pengungsi Jabalia, Jalur Gaza, pada saat ini sangat mengerikan. Kamp Jabalia saat ini dikelilingi oleh pesawat tak berawak quadcopter yang menembaki para pengungsi, jet tempur terbang di atas tenda-tenda pengungsi, bom terus dijatuhkan, dan tank-tank terus melakukan penembakan altileri. Orang-orang dibunuh Israel di berbagai tempat.